Setelah dibuka oleh Menhan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto, Konferensi Nasional Sishankamrata Abad 21 rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan Sidang Pleno I tentang Pertahanan Militer dengan topik “Doktrin Pertahanan Militer”.
Sidang Pleno I menghadirkan peserta delegasi dari Kemenhan, Mabes TNI, Mabes TNI AD, Mabes TNI AL, Mabes TNI AU, BIN, Komisi I DPR RI, Kemenko Polhukam, Kemenlu, Kemendagri, Lemhannas RI, Wantanas, CSIS, PT. PINDAD, PT. Dahana, Pemerintah Provinsi Riau, dan Rektor UI.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan bahwa Sishankamrata bermula pada waktu Indonesia merupakan bangsa yang berjuang, atau dapat dikatakan sebagai a nation in arms. Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa sebelum Indonesia menjadi sebuah negara, pergerakan pertahanan dan keamanan diawali melalui Badan Keamanan Rakyat (BKR), kemudian setelah menjadi negara mulai adanya pemisahan secara teratur antara pertahanan dan keamanan.
Baca Juga: Tindakan PKT meningkatkan ketegangan di Laut Cina Selatan
Ketika Indonesia dalam proses menuju pembentukan negara, modal kekuatan yang dimiliki adalah rakyat sehingga yang disemestakan adalah rakyat. Oleh karena itu, diberikan nama Sishankam Rakyat Semesta karena modal yang dimiliki adalah rakyat.
“Sekarang ini, setelah Indonesia mengalami pembangunan maka kita punya modal lebih dari hanya rakyat saja,” kata Agus.
Menurut Agus, kini Indonesia sudah memiliki elemen kekuatan nasional sebagai hasil pembangunan sehingga dengan demikian, kesemestaan sudah tidak hanya terbatas pada kekuatan rakyat saja.
Baca Juga: Misi Satuan Tugas Pesawat Pengebom Amerika Unjuk Kemampuan Jaga Perdamaian di IndopasifikKata Kunci : Lemhanas, Hankamrata