Ketua The Center for Strategic Development Studies (CSDS), As Natio Lasman berharap Kementerian Pertahanan (Kemenhan) segera merancang strategi offset terpadu dalam proses pembelian alutsista pesawat tempur Rafale dari Prancis Dassault Aviation senilai Rp116 triliun dan pesawat F-15EX dari Amerika senilai Rp200 triliun.
Hal ini penting agar pembelian alutsista ratusan triliun itu berdampak bagi pembangunan kemampuan inovasi dirgantara nasional.
Offset adalah suatu bentuk imbal dagang di mana pemasok luar negeri menyetujui melakukan investasi, kerjasama produksi, alih teknologi kedalam negara pembeli barang/jasa, memberikan peralatan, bantuan yang diperlukan untuk pendirian industri baru dengan tujuan ekspor, dan pembagunan atau perluasan teknologi manufaktur yang ada dan kemampuan industri.
Baca Juga: Selain Deddy Corbuzier, Berikut Daftar Penerima Pangkat Tituler di Indonesia
Menurut Lasman, untuk mengelola offset ini agar bernilai maksimal, perlu adanya leading agency atau sejenis lembaga pengelola. Sehingga peluang imbal beli tersebut benar-benar diarahkan dalam rangka peningkatan penguasaan teknologi dan inovasi dirgantara di Tanah Air.
"Lembaga pengelola imbal-dagang ini harus dapat memastikan semua insentif, fasilitas ataupun peluang yang didapat dari pembelian alutsista tersebut terkelola dengan baik dalam rangka peningkatan kemampuan inovasi teknologi dirgantara nasional," ujar Lasman dalam keterangannya kepada Alinea.id, Kamis (10/3).
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ini menyebutkan, Indonesia akan rugi bila tidak mengoptimalkan peluang ini dengan baik. Oleh karena itu, pemerintah harus segera memikiran format ideal dari lembaga pengelola imbal dagang ini.
Baca Juga: Menhan Prabowo Ingin Indonesia-Korsel Lebih Banyak Kerja Sama Industri PertahananKata Kunci : Berita militer terkini, Berita militer terbaru, Info militer terbaru, Info militer terkini, Informasi persenjataan militer Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Alutsista Terbaru, Alutsista Terkini