"Platform-platform utama yang beroperasi dengan PLAAF – yang sebelumnya telah dioperasikan dengan sangat rahasia – ditampilkan kepada publik untuk pertama kalinya telah menarik banyak perhatian dari audiens internasional," kata editor Janes yang berbasis di Singapura, Kelvin Wong.
Wong menunjuk ke WZ-7 Xianglong yang merupakan drone pengintai jarak jauh dengan ketinggian tinggi yang kira-kira setara dengan Northrop Grumman RQ-4 Global Hawk buatan Amerika Serikat (AS) tetapi dengan mesin yang lebih rendah. WZ-7 telah terlihat beroperasi dari pangkalan udara yang dekat dengan perbatasan Cina-India serta perbatasan Korea Utara dan Laut China Selatan.
China telah bekerja keras untuk meningkatkan kinerja mesin buatannya sendiri, yang tertinggal dari teknologi Barat. Di pameran itu, untuk pertama kalinya Beijing akan menerbangkan jet tempur J-20 dengan mesin China daripada Rusia.
Baca Juga: Patroli Bersama di Laut Cina Selatan, Amerika Serikat Perkuat Angkatan Laut Filipina
Kepala perancang pesawat menyatakan kepada Global Times pada Rabu (29/9), pengujian juga sedang dilakukan untuk dua jenis mesin domestik untuk pesawat angkut Y-20. Pesawat tempur perang elektronik J-16D yang paling mirip dengan EA-18G Growler buatan AS juga dipamerkan di darat. Menurut para ahli kemampuannya dapat membantunya mengikis pertahanan anti-pesawat Taiwan jika terjadi konflik.
Wong mengatakan setidaknya tiga jenis jamming pod digantung di pesawat. Fitur itu menunjukkan bahwa masing-masing dirancang untuk mengganggu bagian spektrum elektronik yang berbeda.
China juga mengungkapkan sedang mengerjakan drone loyal wingman untuk membantu melindungi jet tempur berawak yang lebih mahal. Pembaruan ini sejalan dengan proyek saingan di AS, Inggris, Australia, India, dan Rusia.
Baca Juga: Tiongkok Hadapi Kekurangan Talenta Ketika Lulusan Terbaiknya Menghindari Dinas MiliterKata Kunci : China Airshow, Drone, Teknologi Militer