Sebulan kemudian, sebuah kapal angkatan laut Tiongkok dan 42 kapal yang diduga merupakan kapal milisi maritim Tiongkok terlihat di dekat Pulau Thitu, pos terdepan Filipina lainnya di Laut Cina Selatan.
Berbagai negara termasuk AS mendukung klaim maritim Filipina dan mengutuk tindakan Beijing.
Berdasarkan perluasan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan, pada tahun 2023 Filipina memberikan akses kepada AS ke empat lokasi militer tambahan, tiga di antaranya menghadap Taiwan, pulau dengan pemerintahan mandiri yang diklaim RRT sebagai miliknya dan mengancam akan mencaploknya dengan menggunakan pasukan militer.
Baca Juga: Menhan Prabowo Ingin Indonesia-Korsel Lebih Banyak Kerja Sama Industri Pertahanan
Filipina dan AS juga menggelar latihan militer Balikatan terbesar mereka pada April 2023, yang diikuti oleh lebih dari 17.000 personel dan, untuk pertama kalinya, melaksanakan latihan penembakan dengan amunisi aktif di laut.
Brunei, Indonesia, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim tumpang tindih di Laut Cina Selatan dengan RRT. Rute pengapalan utama itu memiliki sumber daya perikanan dan minyak serta gas alam dengan volume yang signifikan.
Indonesia dan Filipina sepakat pada Januari 2024 untuk memperkuat kerja sama dalam masalah keamanan maritim, demikian yang dilaporkan surat kabar Nikkei Asia.
Baca Juga: RepubliKorp Tandatangani Kerjasama Industri Pertahanan dengan Produsen Senjata Republik CekoKata Kunci : Patroli Bersama di Laut Cina Selatan, Amerika Serikat Perkuat Angkatan Laut Filipina