Rivalitas ini sejatinya merupakan akumulasi dari perubahan struktural yang dimulai awal abad ke-21, tepatnya ketika Tiongkok bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 11 Desember 2001. Langkah itu membuka pintu bagi ekspansi manufaktur besar-besaran dari Tiongkok yang secara perlahan menggeser pusat ekonomi dunia dari Atlantik ke Pasifik.
Dalam dua dekade setelahnya, hubungan kedua negara tersebut berkembang dalam dua fase yang kontras. Pada awalnya, ada semacam simbiosis ekonomi, dimana perusahaan-perusahaan raksasa seperti Walmart menggantungkan pasokan barang murah dari pabrik-pabrik di Guangdong, sementara investor Wall Street menikmati keuntungan besar dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang rata-rata mencapai 10 persen per tahun antara 2001 dan 2011. Rantai pasok global menjadi sangat terintegrasi, sehingga gangguan kecil di satu kota industri dapat mengguncang harga barang di belahan dunia yang lain. Dunia tampak seperti satu mesin raksasa yang dihidupkan oleh tenaga kerja murah Tiongkok dan konsumsi masyarakat Amerika.
Namun keseimbangan itu mulai retak ketika Presiden Xi Jinping menyampaikan pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada Januari 2017 yang menyebut Tiongkok sebagai pembela globalisasi bebas. Dunia menyadari, Beijing tidak lagi sekadar pemain ekonomi, tetapi juga penentu arah sistem global. Tiga hari kemudian, Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS dengan slogan “America First”, yang justru mencerminkan semangat kebalikan dari pidato Xi. Dua narasi ini menandai pergeseran besar dari kerja sama mutualisme ekonomi menuju rivalitas strategis.
Puncak ketegangan ekonomi datang pada 2018 ketika Washington memberlakukan tarif 25 persen untuk produk baja dan 10 persen untuk aluminium. Beijing pun segera membalas dengan tarif terhadap impor kedelai dari Amerika, komoditas penting yang menyumbang lebih dari separuh ekspor pertanian AS ke Tiongkok. Dampaknya adalah volume kontainer dari Shanghai ke pelabuhan Los Angeles turun 12 persen hanya dalam satu kuartal, sementara harga kedelai di pasar domestik AS merosot hingga 18 persen, menyebabkan ribuan petani Midwest bangkrut. Dalam waktu singkat, rantai perdagangan global yang telah dibangun selama puluhan tahun telah berubah menjadi medan perang ekonomi antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.
Situasi semakin memburuk pada 2019 ketika fase baru perang tarif diberlakukan atas barang-barang senilai 250 miliar dolar. Perdagangan kedua negara turun lebih dari 16 persen, dan perusahaan multinasional seperti Nike berangsur memindahkan sebagian besar produksinya dari Tiongkok ke Vietnam, tempat biaya tenaga kerja lebih murah. Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia pada 2020, pukulan terhadap rantai pasok global semakin keras. Lockdown di Shanghai selama 42 hari menghentikan pengiriman komponen elektronik ke berbagai belahan dunia, termasuk pabrik iPhone di AS. Intel memutuskan untuk membatalkan kontrak dengan perusahaan semikonduktor SMIC asal Tiongkok dan mengalihkan investasi ke Arizona. Langkah itu menjadi awal dari fase baru yang dikenal sebagai decoupling, yaitu pemisahan struktural antara ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok.
Meskipun pada awal 2020 kedua negara menandatangani Phase One Agreement yang menjanjikan stabilisasi perdagangan, kesepakatan itu tidak berjalan sesuai harapan. Tiongkok hanya mampu memenuhi sekitar 58 persen dari komitmen pembelian barang-barang Amerika. Di sisi lain, Beijing justru memperkuat arah kebijakan industri dalam negeri melalui Rencana Lima Tahun ke-14 dengan investasi lebih dari 1,4 triliun dolar untuk mempercepat pengembangan teknologi tinggi.
Kata Kunci : Penyebab dan akar masalah rivalitas Amerika Serikat dan Tiongkok di Kawasan Indo-Pasifik
Jaga Bersama Demi Negara, Republikorp Hadirkan Inovasi Dalam Pameran Indo Defence 2022
02 Nov 2022, 15:55 WIB
Sishankamrata
10 Apr 2022, 19:29 WIB
Nasional
23 Nov 2021, 19:09 WIB
Historia
06 Mar 2022, 9:00 WIB
Historia
09 Apr 2020, 8:39 WIB
Historia
16 Mei 2020, 8:02 WIB
Internasional
13 Mei 2022, 7:48 WIB
Historia
09 Mei 2022, 7:40 WIB
Historia
17 Jan 2021, 2:40 WIB
Historia
16 Mei 2022, 2:22 WIB
Historia
15 Sep 2019, 1:53 WIB
Liputan
09 Sep 2021, 0:51 WIB
Liputan
27 Okt 2021, 0:41 WIB
Liputan
11 Feb 2022, 0:27 WIB
Liputan
20 Apr 2022, 0:17 WIB
Nasional
05 Agu 2021, 21:35 WIB
Nasional
13 Mei 2022, 21:29 WIB
Nasional
13 Mei 2022, 21:24 WIB
Nasional
22 Mar 2022, 21:17 WIB
Sishankamrata
13 Mei 2022, 21:05 WIB
Internasional
06 Apr 2022, 19:19 WIB
Dukung kami menyajikan berita akurat, terpercaya dan independen. Berkontribusi sekarang melalui link Google berikut ini.